Postingan

Entri yang Diunggulkan

ETIKA MERAWAT JENAZAH DAN PERMASALAHANNYA

MATI DAN HUKUMNYA a)       KEADAAN MANUSIA Sebagaimana disyariatkan Allah Taala, bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada hak dan kewajiban diantara anggota masyarakat yamng harus dipenuhi, baik di sebagai individu maupun anggota Masyarakat. Salah satu dari kewajiban tersebut adalah apabila ada diantara anggota masyarakat meninggal, maka adalah menjadi kewajiban bagi yang hidup untuk mengurus dan merawat jenazahnya dengan tata cara yang telah diajarkan oleh rosulullah SAW. Dan bedosa apabila kita tidak merawatnya dengan tata cara  yang telah diajarkan oleh beliau. Adapun kewajiban kita dalam merawat jenazah adalah: Memandikan, mengafani, mensholatkan dan menguburnya. Ke empat hal ini wajib kita lakukan bila ada yang meninggal bukan karena jihad fi sabilillah atau bukan bayi yang meninggal sejak di kandungan. Namun jika demikian maka kita tidak wajib memandikan dan hanya wajib mengafani, mensholatkan dan menguburnya. b)    ...

HADITS KE 26 KEUTAMAAN MEMBERI KELONGGARAN DAN MEMBEBASKAN HUTANG

  HADITS KE 26 KEUTAMAAN MEMBERI KELONGGARAN DAN MEMBEBASKAN HUTANG عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا، أَوْ وَضَعَ لَهُ، أَظَلَّهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ"  Artinya Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa yang menangguhkan orang yang kesulitan (dalam membayar hutang), atau membebaskannya (dari hutang tersebut), niscaya Allah akan menaunginya di bawah naungan 'Arsy-Nya pada Hari Kiamat, di hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya." HR. Tirmidzi 1306 Sanad : Imam Tirmidzi ← Abu Kuraib ← Ishaq bin Sulaiman Ar-Razi ← Dawud bin Qais ← Zaid bin Aslam ← Abu Shalih ← Abu Hurairah ← Rasulullah ﷺ Status: Imam Tirmidzi menyatakan dalam kitab beliau: "Hadits Abu Hurairah ini adalah hadits Hasan Shahih Gharib dari jalur ini." Artinya adalah status yang tinggi dan dapat diterima sebagai dasar ajaran Islam. Penjelasan Hadits: Hadits in...

HADITS KE 25 KEUTAMAAN NGAJI DAN MASUK CIRCLENYA

HADITS KE 25 KEUTAMAAN NGAJI DAN MASUK CIRCLENYA Di antara pesan-pesan agung Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ tentang pentingnya ilmu adalah sabda beliau berikut ini: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ الْأَنْمَاطِيُّ قَالَ: نَا عُبَيْدُ بْنُ جَنَّادٍ الْحَلَبِيُّ قَالَ: نَا عَطَاءُ بْنُ مُسْلِمٍ الْخَفَّافُ، عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «اغْدُ عَالِمًا، أَوْ مُتَعَلِّمًا، أَوْ مُسْتَمِعًا، أَوْ مُحِبًّا، وَلَا تَكُنِ الْخَامِسَةَ فَتَهْلِكَ» رواه الطبراني في المعجم الكبير ٥١٧١ Artinya "Jadilah engkau seorang alim (yang mengajarkan ilmu), atau penuntut ilmu, atau pendengar ilmu, atau pecinta (ilmu dan ahlinya). Jangan jadi yang kelima, maka engkau akan binasa." (HR al-Thabarani dalam al-Muʿjam al-Kabir, no. 5171.) Sanad: Rasulullah ﷺ → Abu Bakrah → putranya ʿAbd al-Raḥman → Khalid al-Hadhdhaʾ → ʿAthaʾ bin Muslim al-Khuffaf → ʿUbayd bin Junad al-Halabi → Muhammad bin al-Husayn al-Anmath...

HADITS KE 24 KEUTAMAAN MODERASI DALAM BERIBADAH

 HADITS KE 24 KEUTAMAAN MODERASI DALAM BERIBADAH حَدَّثَنَا مُوسَى: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ مُغِيرَةَ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: أَنْكَحَنِي أَبِي امْرَأَةً ذَاتَ حَسَبٍ، فَكَانَ يَتَعَاهَدُ كَنَّتَهُ فَيَسْأَلُهَا عَنْ بَعْلِهَا، فَتَقُولُ: نِعْمَ الرَّجُلُ مِنْ رَجُلٍ، لَمْ يَطَأْ لَنَا فِرَاشًا، وَلَمْ يُفَتِّشْ لَنَا كَنَفًا مُذْ أَتَيْنَاهُ، فَلَمَّا طَالَ ذَلِكَ عَلَيْهِ، ذَكَرَ لِلنَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: (الْقَنِي بِهِ). فَلَقِيتُهُ بَعْدُ، فَقَالَ: (كَيْفَ تَصُومُ). قُلْتُ: كُلَّ يَوْمٍ، قَالَ: (وَكَيْفَ تَخْتِمُ). قُلْتُ: كُلَّ لَيْلَةٍ، قَالَ: (صُمْ فِي كُلِّ شَهْرٍ ثَلاثَةً، وَاقْرَأِ الْقُرْآنَ فِي كُلِّ شَهْرٍ). قَالَ: قُلْتُ: أُطِيقُ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ، قَالَ: (صُمْ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ فِي الْجُمُعَةِ). قُلْتُ: أُطِيقُ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ، قَالَ: (أَفْطِرْ يَوْمَيْنِ وَصُمْ يَوْمًا). قَالَ: قُلْتُ: أُطِيقُ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ، قَالَ: (صُمْ أَفْضَلَ الصَّوْمِ، صَوْمَ دَاوُدَ، صِيَامَ يَوْمٍ وَإِفْطَارَ يَوْمٍ، وَاقْرَأْ فِي كُلِّ س...

HADITS KE 23 KEUTAMAAN QIYAMULLAIL

HADITS KE 23 KEUTAMAAN QIYAMULLAIL وحَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ. حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْتَشِرِ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ﵁. يَرْفَعُهُ. قَالَ: سُئِلَ: أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ؟ وَأَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ «أَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ، الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ. وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ، بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ، صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ». رواه مسلم ١١٦٣ Artinya:  Dan telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb. Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Abdul Malik bin Umair, dari Muhammad bin Al-Muntasyir, dari Humaid bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, (ia meriwayatkan) secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam). Ia berkata: 'Ditanyakan (kepada Nabi): Shalat apakah yang paling utama setelah shalat wajib? Dan puasa apakah yang paling utam...